Fauna atau hewan merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem bumi. Keanekaragaman fauna yang ada di dunia saat ini merupakan hasil dari proses evolusi panjang, interaksi dengan lingkungan, serta faktor-faktor geografis yang memengaruhi penyebarannya. Persebaran fauna tidak terjadi secara merata; ada wilayah yang kaya akan spesies tertentu, sementara wilayah lain relatif miskin akan keanekaragaman.
Kajian tentang persebaran fauna sangat penting dalam ilmu geografi biologi (biogeografi), karena mampu menjelaskan hubungan antara kondisi fisik bumi dengan keberadaan makhluk hidup di atasnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, faktor-faktor yang memengaruhi, teori persebaran fauna, pembagian wilayah persebaran fauna dunia, persebaran fauna di Indonesia, serta relevansinya terhadap kehidupan manusia.
Pengertian Persebaran Fauna
Persebaran fauna adalah pola distribusi hewan di permukaan bumi, baik secara horizontal (lintang dan bujur) maupun vertikal (ketinggian tempat). Pola distribusi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti iklim, kondisi geografis, evolusi, serta aktivitas manusia.
Dengan mempelajari persebaran fauna, kita dapat memahami mengapa spesies tertentu hanya terdapat di daerah tertentu (endemik) atau tersebar luas di berbagai belahan dunia (kosmopolitan).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
1. Faktor Fisik
-
Iklim: Suhu, kelembaban, dan curah hujan menentukan jenis fauna yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya, unta mampu beradaptasi di gurun kering, sedangkan penguin berkembang di kutub yang dingin.
-
Relief dan topografi: Ketinggian tempat memengaruhi keberadaan fauna. Misalnya, fauna di dataran rendah berbeda dengan di pegunungan.
-
Jenis tanah: Tanah memengaruhi ketersediaan vegetasi yang menjadi sumber makanan bagi fauna.
2. Faktor Biotik
-
Vegetasi: Jenis tumbuhan sangat menentukan jenis fauna yang hadir. Hutan hujan tropis misalnya, kaya akan primata, burung, dan serangga.
-
Kompetisi: Persaingan antarspesies dapat membatasi persebaran suatu fauna.
-
Predasi: Keberadaan predator juga memengaruhi jumlah dan persebaran fauna tertentu.
3. Faktor Geografis dan Sejarah
-
Letak geografi: Benua yang terpisah oleh samudra luas membuat spesies fauna berkembang berbeda.
-
Sejarah geologi: Perubahan benua akibat pergeseran lempeng tektonik (teori Pangea) menyebabkan isolasi spesies.
-
Glasiasi: Zaman es berpengaruh besar terhadap perpindahan fauna dari satu wilayah ke wilayah lain.
4. Faktor Manusia
-
Eksploitasi habitat: Penebangan hutan, alih fungsi lahan, dan urbanisasi memengaruhi penyebaran fauna.
-
Introduksi spesies: Manusia sering membawa hewan dari satu tempat ke tempat lain, baik sengaja maupun tidak.
-
Perburuan: Membatasi keberadaan spesies tertentu, bahkan hingga menyebabkan kepunahan.
Teori Persebaran Fauna
Ada beberapa teori penting yang menjelaskan bagaimana fauna tersebar di dunia:
-
Teori Pangea dan Continental Drift (Wegener): Pada awalnya semua benua tergabung menjadi satu daratan besar (Pangea). Ketika Pangea terpecah menjadi benua-benua yang terpisah, fauna ikut terisolasi dan berevolusi berbeda.
-
Teori Dispersal (Penyebaran): Fauna menyebar dari pusat asalnya ke berbagai wilayah melalui jalur darat atau laut.
-
Teori Vicariance: Perubahan geologi atau iklim memisahkan populasi fauna, lalu mereka berevolusi menjadi spesies baru.
Persebaran Fauna di Dunia
Ilmuwan Alfred Russel Wallace membagi dunia menjadi enam wilayah persebaran fauna besar (biogeografi), yaitu:
1. Wilayah Neartik
Meliputi Amerika Utara dan Greenland.
-
Contoh fauna khas: bison, karibu, beruang grizzly, kalkun liar, raccoon.
2. Wilayah Neotropik
Meliputi Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
-
Fauna khas: jaguar, llama, alpaka, armadillo, burung toucan, anaconda.
3. Wilayah Paleartik
Meliputi Eropa, Asia Utara, dan sebagian Afrika Utara.
-
Fauna khas: rusa kutub, serigala, unta, beruang coklat, kuda Przewalski.
4. Wilayah Etiopian
Meliputi seluruh Afrika (kecuali bagian utara), Madagaskar, dan Jazirah Arab bagian selatan.
-
Fauna khas: gajah Afrika, singa, jerapah, zebra, badak, lemur.
5. Wilayah Oriental
Meliputi Asia Selatan, Asia Tenggara, dan sebagian Tiongkok.
-
Fauna khas: harimau, gajah India, orangutan, badak bercula satu, burung merak.
6. Wilayah Australis
Meliputi Australia, Papua, dan pulau-pulau di sekitarnya.
-
Fauna khas: kanguru, koala, walabi, kasuari, platipus.
Persebaran Fauna di Indonesia
Indonesia memiliki posisi geografis unik karena terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudra. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman fauna yang tinggi dengan pola persebaran yang khas.
1. Fauna Asiatis
Tersebar di bagian barat Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali).
-
Ciri: mirip dengan fauna di Asia.
-
Contoh: harimau, gajah Sumatra, badak bercula satu, orangutan, tapir, anoa.
2. Fauna Australis
Tersebar di bagian timur Indonesia (Papua, Kepulauan Aru).
-
Ciri: mirip dengan fauna Australia.
-
Contoh: kanguru pohon, kasuari, cendrawasih, walabi.
3. Fauna Peralihan (Wallacea)
Tersebar di wilayah tengah (Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku).
-
Ciri: campuran antara Asiatis dan Australis, serta memiliki banyak spesies endemik.
-
Contoh: babirusa, anoa, maleo, komodo, kakatua.
Garis Wallace dan Garis Weber
Ilmuwan Alfred Russel Wallace mengemukakan adanya Garis Wallace, yaitu garis imajiner yang memisahkan fauna Asiatis dan Australis. Garis ini melewati antara Kalimantan–Sulawesi dan Bali–Lombok.
Sementara itu, Weber mengusulkan Garis Weber yang lebih ke arah timur dibanding garis Wallace, sebagai batas yang lebih tepat antara pengaruh fauna Asia dan Australia.
Pentingnya Pelestarian Fauna
Persebaran fauna yang unik di dunia dan Indonesia kini menghadapi ancaman serius akibat deforestasi, perburuan, serta perubahan iklim. Banyak spesies langka yang terancam punah jika tidak ada upaya konservasi.
Upaya pelestarian fauna meliputi:
-
Konservasi in-situ (melestarikan hewan di habitat aslinya, misalnya taman nasional, cagar alam).
-
Konservasi ex-situ (melestarikan di luar habitat aslinya, misalnya kebun binatang, penangkaran).
-
Pendidikan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga keanekaragaman hayati.
-
Hukum dan kebijakan yang melarang perburuan satwa dilindungi.
Persebaran fauna di dunia dan Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor fisik, biotik, geografis, dan aktivitas manusia. Wallace berhasil mengelompokkan dunia menjadi enam wilayah persebaran fauna, sementara Indonesia terbagi menjadi tiga wilayah utama: Asiatis, Australis, dan Peralihan.
Keanekaragaman fauna merupakan kekayaan alam yang tidak ternilai, sehingga pelestarian dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab bersama. Dengan memahami pola persebaran fauna, kita dapat lebih bijak dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kepunahan spesies.